Cari Blog Ini

Kamis, 17 November 2016

CENTRAL STERILIZATION SUPPLY DEPARTMENT

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
             Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus) yang terdapatdalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi  biocidal agent  atau proses fisik untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.  Sterilisasi ini bertujuan untuk menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitas sediaannya, termasuk kestabilan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant. Proses sterilisasi merupakan hal yang paling utama dalam menentukan kesterilan dari sediaan akhir yang nantinya akan dibuat. Sehingga, perlu dilakukan metode sterilisasi yang tepat dan sesuai dengan sifat masing-masing bahan, alat serta wadah yang akan digunakan.
          Salah  satu  indikator keberhasilan dalam  pelayanan   rumah  sakit  yang  merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit.  Dalam   upaya mencapai  keberhasilan   tersebut maka  perlu  dilakukan  pengendalian infeksi di rumah sakit. Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian   infeksi   dan   berperan   dalam   upaya   menekan   kejadian   infeksi.   Dalam melaksanakan  tugas   dan  fungsi  sterilisasi,  pusat   sterilisasi  sangat  bergantung   pada   unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun instalasi antara lain perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lain-lain. Jika terjadi   hambatan   pada  salah satu   sub   unit   di  atas maka  pada   akhirnya  akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi.
     Jika dilihat berdasarkan volume alat dan bahan yang harus disterilisasikan di rumah sakit demikian besar, maka rumah sakit dianjurkan untuk memiliki suatu instalasi pusat sterilisasi tersendiri dan mandiri, yang merupakan salah satu instalasi yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada direktur atau wakil direktur rumah sakit. Instalasi pusat sterilisasi ini bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua mikroorganisme (termasuk endospora) secara tepat dan cepat, untuk melaksanakan tugas sterilisasi alat atau bahan secara profesional, diperlukan pengetahuanatau   keterampilan   tertentu   oleh   perawat,   apoteker   ataupun   tenaga   non   medik   yang berpengalaman di bidang sterilisasi.


BAB II
KONSEP TEORI

A. DEFINISI
        Sterilisasi adalah suatu proses pengelolaan alat atau  bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Sterilisasi sangat penting dilakukan terutama untuk alat-alat bedah, terlebih lagi saat ini semakin berkembangnya prosedur operasi maupun kompleksitas peralatan medik, maka diperlukan proses sterilisasi yang tersentralisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efesien,ekonomis dan keamanan pasien semakin terjamin. Disamping itu, rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah terjadinya   resiko   infeksi   bagi   pasien   dan   petugas   rumah   sakit.   Salah   satu   indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial dirumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka  perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit.   
          Istilah   untuk   pusat   sterilisasi   bervariasi,   mulai   dari  Central   Sterile   Supply Department  (CSSD),  Central   Service  (CS),  Central   Supply  (CS),  Central   Processing Department (CPD) dan lain lain, namun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu   menyiapkan   alat-alat   steril   dan   bersih   untuk   keperluan   perawatan   pasien.   Secara terperinci,   fungsi   dari   pusat   sterilisasi   adalah   menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan dirumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien.  Central Sterilization Supply Department(CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau  bahan  yang  dibutuhkan  dalam  kondisi  steril.   Instalasi  CSSD  ini  merupakan  pusat pelayanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alat/bahan steril bagi unit-unit yang membutuhkan sehingga dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit   itu   sendiri.     Alur   aktivitas   fungsional   CSSD   dimulai   dari   pembilasan, pembersihan/dekontaminasi,   pengeringan,   inspeksi   dan   pengemasan,   memberi label, sterilisasi, sampai proses distribusi. 

Berdirinya CSSD di rumah sakit dilatarbelakangi oleh :
a. Besarnya angka kematian akibat infeksi nosocomial
b. Kuman  mudah menyebar, mengkontaminasi  benda   dan   menginfeksi manusia dilingkungan rumah sakit
c. Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit, maka perandan fungsi CSSD sangat penting

B. ORGANISASI INSTALASI PUSAT STERILISASI
1. Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi
Instalasi   pusat   sterilisasi   dipimpin   oleh   seorang   Kepala   Instalasi   (dalam   jabatan fungsional) dan   bertanggung   jawab   langsung  kepada Wakil   Direktur   Penunjang  Medik. Untuk   rumah   sakit   swasta,   struktur   organisasi   dapat   mengacu   pada   struktur   organisasi pemerintah. Hal-hal yang perlu dilaksanakan agar instalasi pusat sterilisai dapat berjalan sebagai mana mestinya adalah perlunya  pembagian pekerjaan dalam jabatan fungsional. Struktur organisai pusat sterilisasi dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi secara umum

Struktur   di   atas   merupakan   struktur   minimal   yang   dapat diubah   sesuai   dengan kebutuhan dan beban kerja pada masing-masing rumah sakit.

2. Uraian Tugas dan Kualifikasi Tenaga
Kualifikasi tenaga yang bekerja di Pusat Sterilisasi dapat dibedakan sesuai dengan  kapasitas   tugas   dan   tanggung   jawabnya,   yang   dibagi   atas   tenaga   manajer   dan   teknis pelayanan sterilisasi.
2.1 Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi
Uraian tugas Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu: 
Selalu  memberi  pengarahan  terhadap   semua   aktivitas   staf   yang   berkaitan dengan supply alat medis yang steril bagi perawatan pasien di rumah sakit.
Selalu   mengikuti   perkembangan   ilmu   pengetahuan,   keterampilan   dan pengembangan diri atau personel lainnya.
Harus menentukan metoda yang lebih efektif bagi penyiapan dan penanganan alat atau bahan yang steril.
Harus selalu bertanggung jawab agar staf dapat mengerti akan prosedur dan penggunaan mesin sterilisasi secara benar.
Harus selalu memastikan bahwa teknik aseptik yang diterapkan pada saat
penyiapan dan penanganan alat steril baik yang hanya sekali pakai maupun alat yang dapat dipakai ulang.
Melakukan   kerjasama   dengan   unit   lain   di   rumah   sakit   dan   melakukan koordinasi yang bersifat intern ataupun ekstern.
Harus   selalu   melakukan   seleksi   untuk   calon   tenaga   di   pusat   sterilisasi, menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi pada waktu yang telah ditentukan.
Selalu membuat perencanaan suatu program kerja.
Harus selalu membuat laporan kinerja pusat sterilisasi. 

Kualifikasi tenaga Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu:
Khusus untuk Rumah Sakit Kelas A dan B, pendidikan terakhirnya harus minimal S1 di bidang kesehatan, atau S1 umum dengan minimal masa kerja 5 tahun pada bidang sterilisasi.
Khusus untuk Rumah Sakit C, pendidikan terakhir yaitu harus minimal D3 di bidang kesehatan, atau D3 umum dengan minimal masa kerja 5 tahun di bidang sterilisasi.
Harus   sudah   mendapatkan   kursus   tambahan   tentang   prosedur   dan   teknis pelayanan sterilisasi.
Harus sudah mendapatkan kursus tambahan tentang manajemen.
Harus mengetahui tentang psikologi personel
Sudah mempunyai pengalaman kerja di bagian kamar operasi atau sterilisasi.
Sudah mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi

2.2 Kepala Sub Instalasi
Uraian tugas Kepala Sub Instalasi yaitu:
Harus bertanggung jawab kepada kepala instalasi pusat sterilisasi.
Harus bertanggung jawab  sebagai  kepala  instalasi pusat sterilisasi  apabila kepala instalasi sedang berhalangan untuk hadir di suatu pertemuan.
Harus selalu membantu kepala instalasi dalam pengendalian dan penanganan alat, supervisi langsung, mengajar atau merevisi prosedur baru, mengevaluasi staf dan melaporkannya kepada kepala instalasi pusat sterilisasi.
Bisa membuat program orientasi untuk tenaga baru.
Bisa membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan masing-masing sub instalasi.
Bisa membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang sudah rusak.
Bisa   membuat   laporan   hasil  kerja   dari   masing-masing   sub  instalasi  (Sub Instalasi dekontaminasi, sterilisasi dan produksi, Sub Instalasi pengawasan mutu, pemeliharaan sarana dan peralatan, K3 dan diklat, serta Sub Instalasi distribusi) kepada kepala instalasi.

Kualifikasi tenaga Kepala Sub Instalasi yaitu :
Harus berpendidikan terakhir minimal D3 di bidang kesehatan dengan masa kerja selama 3 tahun ddi bidang sterilisasi. 
Sudah pernah mengikuti kursus tambahan tentang pusat sterilisasi.
Harus sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang konsep aktivitas dari sub instalasi yang dipimpinnya.
Harus dapat bekerja dengan baik dalam berbagai kondisi apapun.
Harus memiliki kondisi kesehatan yang baik.

2.3 Penanggung Jawab Administrasi
Uraian tugas Penanggung Jawab Administrasi:
Harus dapat bertanggung jawab terhadap kepala instalasi.
Harus dapat membantu kepala instalasi dalam penyusunan suatu perencanaan yang berdasarkan masukan dari kepala sub instalasi.
Harus   melakukan   rekapitulasi   laporan   kegiatan   dari   masing-masing   sub instalasi.
Harus bisa menyiapkan keperluan administrasi.

Kualifikasi tenaga Penanggung jawab Administrasi :
Harus   berpendidikan   terakhir   minimal   SMA/SMU/SMEA   atau   sekolah pendidikan perawat atau yang setara dengan tambahan kursus administrasi.
Harus sudah bisa melakukan pengetikan dan penggunaan komputer.
Harus bisa rapi dalam menyusun setiap dokumentasi

2.4 Staf di Pusat Sterilisasi
Uraian tugas Staf di pusat Sterilisasi yaitu :
Harus bertanggung jawab terhadap kepala sub instalasi.
Harus tidak memiliki rasa alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan di pusat sterilisasi.
Harus dapat mengerti dengan semua perintah dan menerapkannya menjadi suatu aktivitas.
Harus dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan dan yang diperoleh dari pengalaman atasannya
Harus selalu mengikuti prosedur kerja atau standar prosedur operasional yang telah dibuat dan ditetapkan.
Harus dapat menjalankan pekerjaan dengan baik melalui perintah langsung maupun tidak langsung seperti melalui telepon.
Harus dapat mengerjakan pekerjaan secara rutin atau berulang.
Harus   selalu  bisa   menerima   tekanan  kerja  dan   juga  yang   kadang-kadang lembur.
Harus selalu  memakai  alat   pelindung diri seperti  apron,   masker,   penutup kepala, sandal yang khusus dan sarung tangan.
Harus bisa memelihara peralatan pusat sterilisasi, alat dan bahan yang steril.

Kualifikasi tenaga staf yaitu :
Harus sudah mengikuti pelatihan pusat sterilisasi yang sudah bersertifikasi.
Harus dapat belajar dengan cepat.
Harus memiliki keterampilan yang baik.
Mempunyai “personal hygiene” yang baik.
Harus dapat disiplin dalam mengerjakan semua tugas kesehariannya.

Mengingat peran yang ada di rumah sakit, jenis kegiatan, dan volume kegiatan pada instalasi pusat sterilisasi demikian besar, maka hendaknya rumah sakit mempunyai pusat sterilisasi yang tersendiri, dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Kecepatan Pelayanan
Diharapkan pelayanan penyediaan barang-barang steril yang diberikan oleh pusat sterilisasi menjadi lebih cepat sampai kepada unit pemakaiannya, dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan dan memperpendek jalur birokrasi yang ada.
b. Pengendalian Infeksi Nosokomial
Bersama-sama dengan tim pengendali infeksi nosokomial rumah sakit dapat mengoptimalkan kerja sama dalam memantau produk-produk yang dihasilkan oleh pusat sterilisasi, memberikan masuk dan arahan kepada pemakai dilapangan dalam mengatasi atau menurukan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
c. Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Dengan   semakin   berkembangnya   ilmu   dan   teknologi   maka   kompleksitas peralatan medis dan teknik medis memerlukan prosedur sterilisasi yang optimal sehingga keseluruhan proses menghasilkan kualitas sterilisasi terjamin.
d. Peningkatan Mutu
Produk-produk  yang dihasilkan oleh pusat sterilisasi harus melalui proses
yang ketat sampai menjadi produk yang steril. Setiap proses sterilisasi berjalan, selalu dilengkapi dengan indikator kimia, biologi dan fisika. Secara berkala setiap 3 bulan dilakukan tes mikrobiologi. Diharapkan dengan kontrol yang ketat, produk yang  dihasilkan akan  terjamin  kualitas sterilisasinya, yang  pada akhirnya dapat menekan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
e. Efesien dan Efektif
Pengelolaan   pusat   sterilisasi   yang   konvensional,   diharapkan   mampu menyediakan produk steril yang   dapat dipertanggungjawabkan  dengan menekan biaya   operasional   seminimal   mungkin,   mencegah   terjadinya   duplikasi   proses sterilisasi dan memperpendek jalur birokrasi. Dengan demikian dapat meningkatkan kecepatan pelayanan dalam distribusi barang steril

C. SUMBER DAYA MANUSIA DI PUSAT STERILISASI RUMAH SAKIT 
Sumber daya manusia (SDM) di pusat sterilisasi memiliki persyaratan khusus dalam
kesehatan sebagai berikut.
a. Data kesehatan 
Data kesehatan yang harus dimiliki oleh petugas di pusat sterilisasi rumah sakit yaitu surat pernyataan sehat jasmani dan rohani secara rutin serta catatan fisik X-Ray  untuk   mengidentifikasi   penyakit   TBC  (Tuberculosis).   Tes   ini  dilakukan minimal satu kali dalam setahun.
b. Status imunisasi 
Status imunisasi sebagai persyaratan SDM di pusat sterilisasi harus memenuhi
minimal imunisasi hepatitis B, tetanus, dan demam tipoid.
c. Laporan mengenai status penyakit 
Laporan mengenai penyakit yang dialami petugas selama bekerja di pusat sterilisasi.   Penyakit   tersebut   misalnya   infeksi   saluran   pernafasan,   infeksi   kulit, nfeksi   gastrointestinal,   dan   infeksi   pada   mata.   Laporan   mengenai   penyakit dilakukan minimal sekali dalam setahun setahun.

D. PERAN PUSAT STERILISASI DI RUMAH SAKIT
Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi  yaitu menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsi dari pusat sterilisasi   adalah   menerima,   memproses,   meproduksi,   mensterilkan,   menyimpan   serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan medis.
1. Tujuan Pusat Sterilisasi
1.1 Membantu   unit   lain   di   rumah   sakit   yang   membutuhkan   kondisis   steril, untuk mencegah terjadinya infeksi.
1.2 Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial.
1.3 Efisiensi   tenaga   medis   atau   paramedis   untuk   kegiatan   yang   berorientasi pada pelayanan terhadap pasien.
1.4 Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan.

2. Fungsi Pusat Sterilisasi
2.1 Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang membutuhkan
2.2 Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat
2.3 Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang steril lainnya
2.4 Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan pengiriman barang steril
2.5 Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen dan  set operasi di seluruh lingkungan rumah sakit
2.6 Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrument
2.7 Melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan pengendalian infeksi sesuai dengan arahan komite pengendalian infeksi
2.8 Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan distribusinya
2.9 Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya operasional
2.10 Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan yang berlaku
2.11 Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan 
2.12 Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan pemrosesan dan sterilisasi instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan implementasi metode baru

3. Tugas Pusat Sterilisasi
Pusat sterilisasi adalah menjamin sterilitas alat perlengkapan medik sebelum dipakai
dalam melakukan tindakan medik. Tugas utama pusat sterilisasi di rumah sakit adalah:
3.1 Menyediakan peralatan medis untuk perawatan pasien
3.2 Melakukan proses sterilisasi alat/bahan
3.3 Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruang perawatan, kamar operasi, dan ruang lain yang membutuhkan
3.4 Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman, efektif dan bermutu
3.5 Mempertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan perawatan
3.6 Mempertahankan standar yang ditetapkan
3.7 Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi, maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
3.8 Melakukan   penelitian   terhadap   hasil   sterilisasi   dalam   rangka   pencegahan   dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nasokomial
3.9 Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi
3.10 Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan  staf instalasi CSSD baik yang bersifat intern dan ekstern
3.11 Mengevaluasi hasil sterilisasi

4. Alur Fungsional Pusat Sterilisasi
Alur   aktivitas   fungsional   dari   pusat   sterilisasi   secara   umum   dapat   digambarkan sebagai    berikut :
a. Pembilasan 
Pembilasan   alat-alat  yang  telah   digunakan  tidak  dilakukan   di ruang perawatan.
b. Pembersihan
Semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi.
c. Pengeringan: dilakukan sampai kering.
d. Inspeksi dan Pengemasan
Unit ini melakukan pengecekan barang dan instrument mengenai kelayakan barang tersebut serta melakukan pengemasan agar sterilitas dapat terjaga.  Pengemasan yang dimaksudkan disini yaitu semua material yang tersedia untuk fasilitas kesehatan yang sudah di desain untuk membungkus, mengemas, dan menampung alat-alat yang dapat dipakai ulang untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah agar dapat berperan terhadap keamanan dan efektivitas perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.
e. Pelabelan
Setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi.
f. Sterilisas
 Unit   sterilisasi   melakukan   sterilisasi   barang   dan   instumen   yang   telah dikemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai sterilisasi yang optimal. Sebaiknya   diberikan   tanggung   jawab   kepada   staf   terlatih.   Untuk   sterilisasi menggunakan etilen oksida sebaiknya digunakan ruang tersendiri dan dilengkapi exhaust 
g. Penyimpanan
Unit   penyimpanan   melakukan   penyimpanan   barang   steril   dan melakukan penjaminan kualitas barang dan instrumen steril. Harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik.

h. Distribusi 
Unit distribusi mengirimkan suplai kepada kustomer yang membutuhkan barang tersebut. Dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai dengan rumah sakit masing-masing.

E. SARANA FISIK DAN PERALATAN
Pusat sterilisasi merupakan jantung rumah sakit dimana tugas pokok pusat sterilisasi
adalah menerima bahan dan alat medic dari semua unit-unit di rumah sakit untuk kemudian diproses menjadi alat/bahan medic dalam kondisi steril dan selanjutnya mendistribusikan kepada unit lain yang membutuhkan kondisi steril, maka dalam menentukan lokasi pusat sterilisasi perlu diperhatikan :   
1. Bangunan Instalasi Pusat Sterilisasi
Pembangunan instalasi pusat sterilisasi harus sesuai dengan kebutuhan bangunan pada saat ini serta kemungkinan perluasan sarana pelayanan di masa datang serta didesain menurut tipe dan atau kapasitas rumah sakit.
2. Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi
Lokasi instalasi pusat sterilisasi sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alat atau bahan steril terbesar di rumah sakit. Penetapan atau pemilihan lokasi yang tepat berdampak pada efisiensi kerja dan meningkatkan pengendalian infeksi, yaitu dengan meminimumkan resiko  terjadinya kontaminasi  silang serta mengurangi  lalu lintas  transportasi alat steril. Untuk rumah sakit yang berukuran kecil, lokasi pusat sterilisasi sebaiknya berada dekat/di wilayah kamar operasi sesuai fungsinya dan diupayakan lokasinya dekat dengan laundry.
3. Pembangunan dan Persyaratan Ruang Sterilisasi
Pada prinsipnya, desain ruang pusat sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan ruang kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Selain itu, pembagian ruangan disesuaikan dengan alur kerja. 

Ruang pusat sterilisasi dibagi atas 5 ruang yaitu :
a. Ruang Dekontaminasi
Pada   ruang   ini,   terjadi   proses   penerimaan   barang   kotor,   dekontaminasi   dan pembersihan. Ruang dekontaminasi harus direncanakan, dipelihara dan dikontrol untuk mendukung efisiensi proses dekontaminasi dan untuk melindungi pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun dan hal-hal berbahaya lainnya.
Syarat-syarat ruang dekontaminasi antara lain :
  sirkulasi udara yang dilengkapi dengan filter
  pergantian udara 10 kali/jam
  tekanan udara negative
  tidak dianjurkan menggunakan kipas angina
  suhu 18-22°C
  kelembaban antara 35-75%
b. Ruang Pengemasan Alat
Ruang pengemasan alat merupakan tempat pengemasan alat, bongkar pasang alat dan penyimpanan barang bersih.
c. Ruang Prosesing Linen
Di ruang ini dilakukan pemeriksaan, pelipatan dan pengemasan linen yang akan disterilisasi. Di ruang ini juga terdapat tempat tertutup untuk menyimpan barang. Selain itu di ruangan ini juga dilakukan persiapan untuk bahan seperti kasa, kapas, dan cotton swab. 
d. Ruang Sterilisasi
Di ruang ini dilakukan proses sterilisasi alat atau bahan. Untuk sterilisasi etilen oksida,   sebaiknya   dibuatkan   ruang   tersendiri   dan   dilengkapi   dengan   saluran pembuangan (exhaust).
e. Ruang Penyimpanan Barang Steril
Syarat-syarat ruang penyimpanan barang steril antara lain :
  Dekat dengan ruang sterilisasi
  Suhu 18-22°C
  Kelembaban 35-75%
  Ventilasi menggunakan tekanan positif
  Efisiensi partikulat 90-95% (untuk partikel berukuran 0,5 µm)
  Jauh dari lalu lintas utama
  Dinding terbuat dari bahan yang kuat, halus dan mudah dibersihkan


BAB III
PEMBAHASAN

CSSD merupakan unit yang berfungsi melakukan sterilisasi peralatan dan linen di Rumah Sakit. Adapun pembagian ruang CSSD di RSMK Tegal adalah sebagai berikut :
a. Ruang Dekontaminasi
b. Ruang Pengemasan
c. Ruang Sterilisasi
d. Ruang Penyimpanan
Tahap Penanganan Instrument CSSD RSMK Tegal:
1. Dekontaminasi
Yaitu proses memindahkan atau menghancurkan substansi yang berbahaya sehingga aman untuk digunakan. Tahap dekontaminasi diawali dengan :
Pre Cleaning
Membersihkan alat yang selesai digunakan operasi menggunakan kassa yang dibasahi WFI
Cleaning 
  Stabimet : Dalam 1 liter air terdapat 20 cc stabimet dan 980 cc air. Semua peralatan direndam dalam larutan selama 15 menit
  Cidezyme : 8 – 16 cc cairan cidezyme dilarutkan dalam 1 liter. Semua peralatan direndam minimal selama 1 menit
  Cydex/ Cydex Opa : 
2. Pencucian
Dilakukan dibawah air mengalir
3. Pengeringan
Menggunakan udara tekan dan lap alat
4. Lubrikasi
Yaitu menggunakan parafin pada sela sela alat yang bergesekan misal gunting, klem, dll
5. Test Fungsi
Mengecek fungsi alat masih baik atau tidak 
6. Pengemasan
7. Penyeterilan
Sterilisasi merupakan proses menghancurkan semua jenis mikroorganisme termasuk spora melalui cara fisika / kimia. Caranya bisa dengan steam autoclave besar dan kecil untuk alat dari logam dan linen. Sedangkan Gas EO digunakan pada instrument yang terbuat dari karet, plastic, busa
8. Penyimpanan


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
( SPO)

1. TEKNIK MEMBERSIHKAN/ MERAWAT INSTRUMEN (SPO/ KEP/ 14-01)
a. Menyiapkan alat :
- Bak/ baskom plastic
- Desinfektan
- Air bersih/ air mengalir
- Sikat halus/ spons
- Lap alat 
- Pelumas (Parafin oil)
- APD ( sarung tangan, apron, masker, topi)
b. Menggunakan APD
c. Membuat larutan rendaman
d. Memisahkan instrument yang tajam dengan yang lain saat direndam
e. Merendam alat-alat setelah dipakai dalam posisi terbuka selama 15 menit
f. Menyikat sela-sela instrument satu persatu dengan sikat yang kecil dan halus atau spons
g. Membilas dengan air mengalir
h. Mengeringkan alat-alat kemudian disusun dan dicek ulang sesuai dengan daftar isi (lihat di form pemantauan alat)
i. Memberi pelumas disela-sela instrument dan test fungsi alat
j. Melepas sarung tangan
k. Membungkus bak isntrumen/ instrument dalam pouches
l. Menempelkan autoclave tape/ label pada packing
m. Menulis tanggal, bulan, tahun, nama set, nama petugas, yang mengeset pada pouches
n. Menstrerilkan pada autoclave :
  Autoclave besar : berat < 15 kg
  Autoclave kecil : berat < 5 kg
o. Cuci tangan

Catatan : indikator pada pouches akan berubah. Bila pada proses sterilsasi dengan :
Autoclave berubah menjadi coklat/brown
Gas berubah menjadi kuning/yellow

2. PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN ALAT (SPO/ KEP/ 14-03)
a. Menyiapkan alat : trolly
b. Mengeluarkan pack/ alat/ tromol/ segera mungkin dari autoclave/ sterilisasi gas jika sudah steril
c. Meletakkan packing pada lemari/ rak instrument
d. Menyusun packing sesuai dengan jenis/ macam packing/ pada lemari/ rak yang sudah ditentukan
e. Mengontrol kemasan dan batas kadaluarsa

Catatan : 
- Kadaluarsa alat packing dengan bahan linen sampai 3 hari
- Kadaluarsa packing pouches dengan autoclave ( 6 bulan)
- Kadaluarsa packing pouches dengan gas EO (1 tahun)
- Validasi dilakukan setiap 6 bulan dan 1 tahun
- Untuk instrument yang didistribusikan ke ruangan ditempel sticker daftar isi saat serah terima instrument

3. SISTEM STERILISASI (SPO/ KEP/ 15-01)
a. Mensterilkan alat dengan Gas EO (Ethylene Oxide)
Menyiapkan alat :
- Alat-alat dalam pouches/ bungkus yang akan disterilkan
- Indikator : dosimeter
- Plastic anprolene
- Alat tulis
Memasukkan alat kedalam plastic khusus (liner bag) beserta sterilizing gas ampoules & dosimeter
Memasukkan pipa vakum ke dalam plastic, mengikat plastic dengan rapat dan kencang. Selang pipa jangan sampai tertekuk
Menekan saklar belakang lalu tekan tombol “POWER” 
Menekan tombol “START” pada layar muncul tulisan “ Load Sterilizer bag Close bag over tube punge bag”
Menekan tombol “PUNGE” dan pada layar muncul tulisan “ break ampoules, close door, select cycle legth 12 hour/24 hour
Mematahkan ampoules kemudian pintu ditutup, dikunci, menekan tombol yang bertuliskan “12 hour”, proses sterilisasi berjalan
Menekan tombol “EXIT” setelah pada layar muncul tulisan “ Unload Sterilizer”
Mematikan tombol “POWER” setelah 2 jam “PINTU BOLEH DIBUKA”
Mengeluarkan lat yang sudah disterilkan
Memastikan dan mengontrol indikator hasil sterilisasi
Menyimpan dan menyusun alat di ruang penyimpanan

b. Mensterilkan alat dengan  autoclave besar
Menyiapkan alat – alat yang akan disterilkan dan trolley
Nyalakan saklar
Timbang atau ukur instrument atau linen yang akan disterilkan
Masukkan linen dan instrument ke autoclave besar
Setelah terkunci pencet tombol “power on”
Menunggu sampai jacket ke angka 1½
Setelah mencapai 1 ½  pencet tombol “wrapped”
Tulis di buku sterilan
Jika sudah sampai completion berarti sudah selesai
Jika selesai matikan tombol power lalu saklar baru dibuka pintu autoclave

c. Mensterilkan alat dengan autoclave kecil
Menyiapkan alat – alat yang akan disterilkan dan trolley
Isi air sampai batas yang ditentukan dengan menggunakan keran yang ada dibelakang autoclave kecil
Nyalakan saklar 
Nyalakan saklar dibelakang autoclave
Setelah di ukur atau ditimbang maka masukkan barang-barang yang akan disterilkan
Tutup pintu autoclave sampai rapat
Tekan tombol power (on)
Pilih menu “gunting” jika barang-barang yang akan disterilkan lebih banyak berupa logam dari pada linen dan plih menu “linen” bila yang disterilkan lebih banyak berupa linen
Tekan tombol start
Mesin berjalan sampai ± 1 jam

BAB IV
PENUTUP

     Sterilisasi merupakan salah satu bagian dari pencegahan infeksi nosokomial, karena saat ini infeksi nosokomial merupakan persoalan serius bagi rumah sakit dan bagi pasien. Dimana dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Memang beberapa kejadian menunjukkan bahwa infeksi nosokomial tidak menyebabkan kematian, namun menyebabkan pasien dirawat lebih lama sehingga harus mengeluarkan biaya lebih banyak.
    Oleh karena itu pelayanan sterilisasi sangat dibutuhkan dan berperan dalam menekan kejadian infeksi nosokomial. Dengan adanya pedoman ini diharapkan personel di CSSD dapat bekerja secara profesional, karena di dalam pedoman ini terdapat ketentuan – ketentuan pelayanan sterilisasi. Selain itu personel di CSSD hendaknya selalu mengasah diri dan mau berkembang dengan mengikuti pelatihan – pelatihan sehingga tidak ketinggalan perkembangan ilmu pengetahuan tentang CSSD.

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam makalah ini, antara lain:
1. Central   Sterilization   Supply   Department   (CSSD)  atau   Instalasi   Pusat   Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses   pencucian,   pengemasan,   sterilisasi   terhadap   semua alat   atau   bahan   yang dibutuhkan dalam kondisi steril, sehingga dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu sendiri (infeksi nasokomial).
2. Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi  yaitu menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit


DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply
Department/CSSD) Di Rumah Sakit. Jakarta : DepKes RI.
Anonim. 2011. Sterilisasi. (citied 24 aprl, 2012) Availabel from: http//www.sterilisasi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar