Cari Blog Ini

Senin, 16 Desember 2013

ELEKTROKARDIOGRAM



Langkah-langkah pemasangan EKG
  1. Atur Posisi Pasien, posisi pasien diatur terlentang datar 
  2. Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas 
  3. Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda.
  4. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda.
  5. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai.
  6. Memasang arde.
  7. Menghidupkan monitor Elektrokardiogram.
  8.  Menyambungkan kabel Elektrokardiogram pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara : 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkBhER0Iq6BfeD4-uxwmwA84k29ZVwXufcp0fOVfIGZpsHAeT93JIr_-GAakXWr8FxPqiv_bEGsP9z3inr5XJvJvlIL3ruZKh59IQasMOJxmhD_nb1IFml9YhKNkFFT3A9hzdlKvtfWUg/s320/EKG.jpg
  • Warna merah pada pergelangan tangan kanan 
  • Warna hijau pada kaki kiri
  • Warna hitam pada kaki kanan.
  • Warna kuning pada pergelangan tangan kiri.
  • Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead 
   o V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan
   o V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri
   o V3 pada pertengahan V2 dan V4
   o V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri
   o V5 pada axila sebelah depan kiri
   o V6 pada axila sebelah belakang kiri

   9.   Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik
  10.  Bila rekaman Elektrokardiogram telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula.
  11.  Pasien dibantu merapihkan pakaian

DIAGNOSA : PENURUNAN CURAH JANTUNG



           Pengertian : Keadaan pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai  kebutuhan metabolisme tubuh

Batasan Karakteristik:
1.        Perubahan kecepatan jantung/ irama
·         Aritmia
·         Bradikardi
·         Perubahan EKG
·         Palpitasi
·         Takikardi

2.        Perubahan preload
·         Edema
·         Penurunan tekanan vena central
·         Penurunan tekanan arteri paru
·         Kelemahan
·         Peningkatan tekanan vena central
·         Peningkatan tekanan arteri paru
·         Distensi vena jugularis
·         Murmur
·         Peningkatan BB

 3.   Perubahan afterload
·         Kulit berkeringat
·         Dispnea
·         Penurunan nadi perifer
·         Penurunan resistensi pembuluh darah pulmonal
·         Penurunan tahanan tekanan darah sistemik
·         Peningkatan resistensi pembuluh darah pulmonal
·         Peningkatan tahanan tekanan darah sistemik
·         Oliguria
·         Pengisian kembali dari perifer
·         Perubahan warna kulit
·         Hasil pembacaan tekanan darah berbeda-beda

4.  Perubahan kontraktilitas
·         Ronki basah
·         Batuk
·         Fraksi ejeksi < 40%
·         Penurunan index beban kerja ventrikel kiri
·         Penurunan index volume gerak
·         Penurunan index jantung
·         Ortopnea
·         Dispnea nocturnal paroksismal
·         S3 atau S4 (bunyi jantung)

     5. Tingkah laku/ emosional
·         Kegelisahan
·         Keresahan

Faktor Yang Berhubungan
·         Perubahan kecepatan jantung
·         Perubahan irama
·         Perubahan volume gerak
·         Perubahan afterload
·         Perubahan kontraktilitas
·         Perubahan preload
Kriteria Evaluasi (NOC):
·      Keefektifan pompa jantung,
·      Status sirkulasi
·      Perfusi jaringan (organ abdomen)
·      Perfusi jaringan (perifer)
·      Status tanda-tanda vital

CEREBRAL VASCULAR DESEASE



CEREBRO VASKULAR DESEASE / STROKE


A.      PENGERTIAN
Suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak , sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian .(Fransisca B. Batticaca)
Menurut WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.

B.       PENYEBAB
1.    Faktor Predisposisi
a.    Hipertensi
b.    Anuerisma cerebral
c.    Usia lanjut
d.   Perokok
e.    Obesitas
2.    Faktor Presipitasi
a.  Perdarahan cerebral ( Long,1995 )

C.       KLASIFIKASI
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu :
a.    Stroke Haemorhagic
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.

b.    Stroke Non Haemorhagic
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder . Kesadaran umumnya baik.

D.      TANDA DAN GEJALA
1.    Kehilangan kesadaran
2.     Kejang –kejang
3.    Gangguan Respiratori
4.    Kekakuan leher
5.    Fotopobia
6.    Shock

E.       PATOFISIOLOGI
Infark regional kortikal,sub kortikal ataupun infark regional dibatang otak terjadi karena daerah perdarahan suatu arteri tidak / kurang mendapat aliran darah, Aliran / suplai darah tidak menjangkau daerah tersebut karena arteri yang bersangkutan tersumbat atau pecah. Sebagai akibat keadaan tersebut dapat terjadinya anoksio atau hipoksia. Bila aliran darah ke otak berkurang sampai 24 – 30 ml/ 100gram jaringan, akan terjadi iskemia untuk jangka waktu yang lama suplai darah kurang dari 16 ml / 100 gram jaringan otak,menyebabkan infark jaringan otak tyang permanen.
Khusus pada stroke hemoragik, iskemia jaringan otak yang terjadi adalah karena perdarahan intraserebral oleh karena pecahnya pembuluh darahotak. Hal ini terjadi karena anterosklorosis dan hipertensi. Karena ini pada umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun, Sebagai akibat pecahnya pembuluh darah arteri otak. Pecahnya pembuluh darah otak akan menyebabkan penekanan,perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat meyebabkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak internal tetekan sehingga menyebabkan infark otak,edema danmungkin terjadi hermiasi otak.








F.        PATHWAY
Obesitas                                 Perokok                                         Lansia
 
Kolesterol dan lemak              penumpukan nikotin dalam          elastisitas pembuluh darah
berlebih dalam pembuluh        pembuluh darah                           menurun
darah


 

                                                 Aterosklerosis

                                                     Hipertensi


                                            Perdarahan Serebral


 
Pembuluh darah tersumbat                      Perembesan darah ke parenkim otak







Iskemia cerebral                           Penekanan, pergeseran, dan pemisahan jar otak
                       
Penurunan perfusi jaringan serebral                            Pembengkakan otak


 
                                                Jaringan internal otak tertekan


 
            Infark serebral                         edema otak                  hemiasi otak











                                                          STROKE


 
Stroke hemisfer kiri                                                     Stroke hemisfer kanan
-       Hemiparise/hemiplegic sisi ka                                - hemiparise/hemiplegic sisi ki






 


Masalah kep :                                                              Masalah kep :
-       Resiko injuri                                                           -  Resiko injuri
-       Kerusakan mobilitas fisik                                       -  Kerusakan mobilitas fisik
-       Kurang perawatan diri                                           -  Kurang perawatan diri



 
Stroke Serebelum                                                        Stroke batang otak
-  Gangguan koordinasi dan keseimbangan                 - Gangguan bicara dan kelumpuhan








 


Masalah Kep :                                                             Masalah Kep :
-       Resiko cidera                                                          -  Gangguan komunikasi
-       Kurang perawatan diri

G.      PENATALAKSANAAN
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut :
a.     Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir yang sering oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
b.     Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
1.    Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
2.    Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
3.    Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
c.         Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara percobaan, tetapi maknanya :pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
d.        Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
e.         Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.



H.      KOMPLIKASI
Setelah mengalami stroke klien mungkin akan mengalami komplikasi, komplikasi ini dapat dikelompokkan berdasarkan :
1.    Dalam hal imobilisasi : infeksi pernapasan, nyeri tekan, konstipasi, dan tromboflebitis.
2.    Dalam hal paralisis : nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas, dan terjatuh.
3.    Dalam hal kerusakan otak : epilepsy dan sakit kepala.
4.     Hidrosefalus.

I.         PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.    Rontgen kepala dan medula spinalis
b.    Elektro encephalografi
c.    Punksi lumbal
d.   Angiografi
e.    Computerized Tomografi Scanning ( CT. Scan)
f.     Magnetic Resonance Imaging

J.         DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme, serebral edema otak
2.    Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan ,parestesia
3.    Kerusakan komunikasi verbal dan atau tertulis berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral
4.    Kurang Perawatan diri berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan

K.      INTERVENSI
1.    Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme, serebral edema otak
Intervensi :
a.       Pantau / catat status neurologist sesering mungkin dan bandingkan dengan
keadaan normalnya
b.      Pantau tanda- tanda vital
c.       Letakkan kepala dengan posisi agak di tinggikan dan dalam posisi netral.
d.      Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi,seperti fungsi bicara,jika klien sadar.
e.       Pertahankan keadaan tirah baring,ciptakan lingkungan yang tenang
f.       Cegah terjadinya mengejan saat defikasi dan pernafasan yang memaksa.
g.      Berikan O2
h.      Berikan obat sesuai indikasi
i.        Pantau pemeriksaan laborat.

2.    Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan ,parestesia
Intervensi :
a.       Kaji kemampuan secara fungsional / luasnya kerusakan awal dan dengan cara yang teratur
b.      Ubah posisi minimal setiap 2 jam
c.       Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstremitas saat masuk, Anjurkan melakukan latihan seperti latihan quadrisep/gluteal,meremas bola karet, melebarkan jari- jari dan kaki/telapak.
d.      Tempatkan bantal dibawah aksilla untuk melakukan abduksi pada tangan.
e.       Tinggikan tangan dan kepala
f.       Posisikan lutut dan panggul dalam posisi ektensi
g.      Bantu untuk keseimbangan duduk dan keseimbangan berdiri.
h.      Inspeksi daerah kulit yang menonjol secara teratur,lakukan massage secara hati-hati pada daerah yang kemerahan
i.        Kerjasama dengan tim kesehatan lain ( Fisioterapi )
j.        Berikan Obat relaksan otot,anti spasmodic sesuai indikasi

3.    Kerusakan komunikasi verbal dan atau tertulis berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral
Intervensi :
a.         Kaji tipe / derajat disfungsi,seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mengalami kesulitan berbicara atau membuat pengertiaan sendiri
b.         Bedakan antara afasia dengan disatria
c.         Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
d.        Mintalah pasien untuk mengikuti perintah sederhana
e.         Tunjukkan obyek dan minta pasien untuk menyebutkan nama benda tersebut
f.          Mintalah pasien untuk mengucapkan suara sederhana seperti “ Sh” atau “Pus”
g.         Konsultasikan atau rujuk kepada ahli terapi wicara.

4.    Kurang Perawatan diri berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan
Intervensi :
a.       Kaji kemampuan dan tingkatkan kekurangan untuk melakukan kebutuhan sehari-hari
b.      Hindari melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri
c.       Pertahankan dukungan,sikap yang tegas,beri pasien waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya
d.      Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya
e.       Kaji kemampuan klien untuk kberkomunikasi tentang kebutuhannya
f.       Identifikasi kebiasaan defikasi sebelumnya dan kembalikan pada kebiasaan pola normal tersebut. Berikan makanan dengan kadar serat yang tinggi,anjurkan untuk minum banyak


















DAFTAR PUSTAKA


Doenges. M.E; Moorhouse. M.F; Geissler. A.C. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan
: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol
3. Jakarta: EGC
http://fakhrudin87.blogspot.com/2010/08/asuhan-keperawatan-stroke.html
5 Maret 2011).